Jumat, 13 Desember 2013

Air

Sudah lama saya tidak mengisi blog ini, bukannya karena sibuk tetapi sebaliknya, karena sedang menurunnya produktivitas. Ide-ide dibiarkan saja lewat tanpa dicatat dan dishare kepada yang lain. Ini adalah sebuah penurunan produktivitas buat saya.


Ada sebuah istilah yang sudah biasa kita dengar yaitu, "hidup mengalir seperti air" seolah seperti istilah tersebut saya menjalani hidup saat ini. Tapi arah dan tujuan hanya mengikuti arus air yang selalu menuju ke bawah. Sepertinya sulit sekali untuk dapat naik ke dataran yang lebih tinggi.


Berbicara mengenai air, sebenarnya kita sudah mengerti mengenai teori zat cair (air), bahwa air selalu bergerak menuju tempat yang lebih rendah. Sebuah prinsip yang sederhana dan mudah dimengerti. Tetapi kenyataannya sangat sulit untuk mengendalikan air. Ia menuju rumah-rumah warga, jalan-jalan, yang terkadang menimbulkan kerugian. Ya, pada musim hujan ini, ketika air berlimpah maka banjirpun menjadi kata yang sering disebut.


Bukan hanya di kota Jakarta tetapi di daerah-daerah pun kebanjiran.

Apa yang salah sehingga banjir terjadi, padahal air hanya ingin bergerak ke dataran yang lebih rendah. Apakah lebih banyak dataran yang tinggi sehingga air bingung harus kemana, atau semua dataran sudah sama rendah.


Kembali ke istilah mengalir seperti air, mungkin istilah ini boleh saja diterapkan, asalkan air yang mengalir tersebut dapat mengaliri tanaman, dan bermanfaat bagi yang ada di sepanjang aliran tersebut, sampai ke bawah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar